PENGAWET ALAMI MAKANAN
20.19
By
Handyson Honestanto
Ilmiah
1 komentar
JERAMI (BATANG PADI)
SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF PENGAWET ALAMI MAKANAN
Disusun
Oleh :
HANDYSON
HONESTANTO (8260)
RIFQI
PRATAMA PUTRA (8275)
Latar
Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari bahan
pengawet kimia, pada kenyataannya secara langsung maupun tidak langsung bahan
kimia tersebut membahayakan tubuh manusia. Penggunaan pengawet kimia dapat kita
jumpai pada berbagai jenis makanan yang biasa kita konsumsi sehari-hari. Misalnya dari bahan pengawet kimia itu sendiri
adalah formalin yang memiliki dampak negatif bagi tubuh manusia. Secara tidak
langsung pengawet kimia ini berdampak negatif pada kesehatan manusia dalam
jangka panjang. Beberapa dampak negatifnya adalah bersifat karsinogen (menyebabkan kanker), mutagen
(menyebabkan perubahan sel, jaringan tubuh), korosif dan iritatif.
Salah satu masalah penyalahgunaan formalin dapat kita jumpai
pada bakso, tahu, mie, dll. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia menemukan adanya
bahan berbahaya pada formalin, jika dikonsumsi manusia akan merusak saraf-saraf
pusat (Anonim 1981).
Selain itu pengawet kimia tersebut dijual dengan
harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan pengawet alami. Masalah ini
tentu saja sangat diperhatikan oleh produsen, mengingat daya beli masyarakat
Indonesia yang masih cukup rendah.
Salah satu alternatif dari
penelitian ini yaitu menggunakan pengawet alami dari jerami (limbah padi). Selain itu,
dengan penggunaan jerami (limbah padi )
tidak membutuhkan biaya yang mahal dalam memperolehnya. Karena jerami mudah
diperoleh dimasyarakat pedesaan. Jerami atau limbah padi dapat dimanfaatkan sebagai pengawet
karena mengandung kalium natrium, zat anti mikroba yang
dapat menghambat pembusukan.
ABSTRAK
Handyson H, Rifqi Pratama P. 2012. “JERAMI
(BATANG PADI) SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF
PENGAWET ALAMI MAKANAN”. MAN 3
Kediri.
Pembimbing : Drs. Ahmad Jaelani, M.Pd
Kata
kunci : Pengawet jerami
(limbah padi), tahu, formalin, warna, rasa , bau, tekstur dan ketahanan.
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui apakah merang (batang padi) dapat digunakan
sebagai pengawet alami makanan, mengetahui prosdur pembuatan pengawet dari
jerami, mengetahui bagaimana efektifitas
jerami dalam mengawetkan makanan secara alami, aman dan ramah lingkungan, dan
untuk megetahui berapa komposisi yang tepat agar pengawet dari jerami bekerja
secara maksimal.
Metode
yang digunakan adalah eksperimen laboratorium dengan cara mengamati warna,
rasa, bau, tekstur dan ketahanan yang telah diawetkan dengan formalin,
jerami(batang padi) dan tanpa pengawetan. Pada eksperimen ini menggunakan
kontrol (+) dengan formalin, kontrol (-) tanpa pengawet. Setelah itu menggunakan jerami (batang padi) dengan
variasi 3 sendok, 4 sendok, dan 5 sendok dalam 1 liter air untuk mengawetkan
tahu, dimana setiap variasi diulang 3 kali.
Hasil
dari penelitian ini yaitu untuk variasi kontrol (+) didapat bahwa pada
kontrol ini bertahan sampai 48 jam, namun baunya sangat menyengat. Kemudian
kontrol (-) diperoleh hasil bahwa tahu dapat bertahan hanya 18 jam.
Untuk konsentrasi 3 sendok air endapan jerami
dalam 1 liter air didapat hasil yang maksimal (bertahan rata-rata 46 jam) dalam
proses pengawetan tahu.
Untuk konsentrasi 4 sendok air endapan jerami
dalam 1 liter air didapat hasil bahwa tahu mampu bertahan selama 42 jam dalam
pengawetan.
Untuk konsentrasi 5 sendok air endapan jerami
dalam 1 liter air didapat hasil bahwa tahu mampu bertahan selama 38 jam dalam
pengawetan.
Kesimpulan pada penelitian
ini yaitu Jerami dapat dimanfaatkan untuk
megawetkan tahu, proses pembuatan pengawet alami bhn dasr abu jerami berlebih
hemat, mudah dan cukup efektif, Penggunaan pengawet jerami dapat mepertahankan
tahu agar tidak basi selama 46 jam dengan pemberian pengawet yang
berkonsentrasi 3 sendok air endapan jerami dalam 1 liter air.
referensi penelitian ini dri mna ya??
BalasHapus