Jumat, 08 Februari 2013

PENGAWET ALAMI MAKANAN

JERAMI (BATANG PADI) SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF PENGAWET ALAMI MAKANAN
Disusun Oleh :
HANDYSON HONESTANTO (8260)
RIFQI PRATAMA PUTRA (8275)


Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari bahan pengawet kimia, pada kenyataannya secara langsung maupun tidak langsung bahan kimia tersebut membahayakan tubuh manusia. Penggunaan pengawet kimia dapat kita jumpai pada berbagai jenis makanan yang biasa kita konsumsi sehari-hari. Misalnya dari bahan pengawet kimia itu sendiri adalah formalin yang memiliki dampak negatif bagi tubuh manusia. Secara tidak langsung pengawet kimia ini berdampak negatif pada kesehatan manusia dalam jangka panjang. Beberapa dampak negatifnya adalah bersifat  karsinogen (menyebabkan kanker), mutagen (menyebabkan perubahan sel, jaringan tubuh), korosif dan iritatif.

Salah satu masalah penyalahgunaan formalin dapat kita jumpai pada bakso, tahu, mie, dll. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia menemukan adanya bahan berbahaya pada formalin, jika dikonsumsi manusia akan merusak saraf-saraf pusat (Anonim 1981).
Selain itu pengawet kimia tersebut dijual dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan pengawet alami. Masalah ini tentu saja sangat diperhatikan oleh produsen, mengingat daya beli masyarakat Indonesia yang masih cukup rendah.
Salah satu alternatif dari penelitian ini yaitu menggunakan pengawet alami dari jerami (limbah padi). Selain itu, dengan  penggunaan jerami (limbah padi ) tidak membutuhkan biaya yang mahal dalam memperolehnya. Karena jerami mudah diperoleh dimasyarakat pedesaan. Jerami atau limbah padi dapat dimanfaatkan sebagai pengawet karena mengandung kalium natrium, zat anti mikroba yang dapat menghambat pembusukan.

ABSTRAK
Handyson H, Rifqi Pratama P. 2012. JERAMI (BATANG  PADI) SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF PENGAWET ALAMI MAKANAN”. MAN 3 Kediri.
Pembimbing : Drs. Ahmad Jaelani, M.Pd
Kata kunci : Pengawet jerami (limbah padi),  tahu, formalin, warna, rasa , bau,  tekstur dan ketahanan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah merang (batang padi) dapat digunakan sebagai pengawet alami makanan, mengetahui prosdur pembuatan pengawet dari jerami, mengetahui  bagaimana efektifitas jerami dalam mengawetkan makanan secara alami, aman dan ramah lingkungan, dan untuk megetahui berapa komposisi yang tepat agar pengawet dari jerami bekerja secara maksimal.
Metode yang digunakan adalah eksperimen laboratorium dengan cara mengamati warna, rasa, bau, tekstur dan ketahanan yang telah diawetkan dengan formalin, jerami(batang padi) dan tanpa pengawetan. Pada eksperimen ini menggunakan kontrol (+) dengan formalin, kontrol (-) tanpa pengawet. Setelah itu  menggunakan jerami (batang padi) dengan variasi 3 sendok, 4 sendok, dan 5 sendok dalam 1 liter air untuk mengawetkan tahu, dimana setiap variasi diulang 3 kali.
Hasil dari penelitian ini yaitu untuk variasi kontrol (+) didapat bahwa pada kontrol ini bertahan sampai 48 jam, namun baunya sangat menyengat. Kemudian kontrol (-) diperoleh hasil bahwa tahu dapat bertahan hanya 18 jam.
Untuk konsentrasi 3 sendok air endapan jerami dalam 1 liter air didapat hasil yang maksimal (bertahan rata-rata 46 jam) dalam proses pengawetan tahu.
Untuk konsentrasi 4 sendok air endapan jerami dalam 1 liter air didapat hasil bahwa tahu mampu bertahan selama 42 jam dalam pengawetan.
Untuk konsentrasi 5 sendok air endapan jerami dalam 1 liter air didapat hasil bahwa tahu mampu bertahan selama 38 jam dalam pengawetan.
Kesimpulan pada penelitian ini yaitu Jerami dapat dimanfaatkan untuk megawetkan tahu, proses pembuatan pengawet alami bhn dasr abu jerami berlebih hemat, mudah dan cukup efektif, Penggunaan pengawet jerami dapat mepertahankan tahu agar tidak basi selama 46 jam dengan pemberian pengawet yang berkonsentrasi 3 sendok air endapan jerami dalam 1 liter air.

1 komentar: